GANDAMAYU

SESEPUH

6/recent/ticker-posts

Berpuasa Menurut Hindu



Oleh :
JRO MANGKU SUARDANA
Pasraman Sesepuh


Om Swastyastu,

        Dalam artikel kali ini akan dibahas tentang tata cara berpuasa menurut hukum agama Hindu, sebagai berikut :

1. Puasa (Upawasa) yang wajib (diharuskan), adalah :

a. Siwaratri (lihat kalender) jatuh pada panglong ping 14 Tilem ke pitu, yaitu sehari sebelum tilem. Puasa total tidak makan dan minum apapun dimulai sejak matahari terbit sampai dengan matahari terbenam.

b. Nyepi, jatuh pada penanggal ping pisan sasih kedasa (lihat kalender ketika libur nasional). Puasa total tidak makan dan minum apapun dimulai ketika fajar hari itu sampai fajar keesokan harinya (ngembak gni).

c. Purnama dan tilem, puasa tidak makan atau minum apapun dimulai sejak fajar hari itu hingga fajar keesokan harinya.

2. Puasa untuk menebus dosa dinamakan dalam Veda Smrti untuk Kaliyuga : Parasara Dharma Sastra, sebagai "Tapta krcchra vratam" adalah puasa selama tiga hari dengan tingkatan puasa :

a. Minum air hangat saja.
b. Susu hangat saja.
c. Mentega murni saja.
d. Tanpa makan dan minum sama sekali (Ngebleng).

Pilihan ditentukan oleh jenis dosa yang dilakukan : membunuh binatang, membunuh/ mencederai sapi, hubungan kelamin terlarang (zina), makan makanan terlarang, membunuh manusia, dll.

3. Puasa yang tidak wajib adalah puasa yang dilaksanakan di luar ketentuan di atas, misalnya :

a. Pada hari-hari suci : odalan, anggara kasih, dan buda kliwon. Puasa ini diserahkan pada kebijakan masing-masing, apakah mau siang hari saja atau satu hari penuh. Ingat bahwa pergantian hari menurut Hindu adalah sejak fajar sampai fajar besoknya, bukan jam 00 atau jam 12 tengah malam.

b. Puasa berkaitan dengan upacara tertentu, misalnya setelah mawinten atau mediksa, puasa selama tiga hari hanya dengan makan nasi kepel dan air kelungah nyuh gading.

c. Puasa berkaitan dengan hal-hal tertentu : sedang bersamadhi, meditasi, kelahiran, sedang memohon petunjuk kepada Hyang Widhi, setiap saat (tidak berhubungan dengan hari rerainan) dan jenis puasa tentukan sendiri apakah total (tidak makan dan minum sama sekali) selama 1 hari 1 malam atau seberapa mampunya.

Memulai puasa baiknya dilakukan dengan upacara sederhana yaitu menghaturkan canangsari kalau bisa dengan banten pejati memohon pesaksi serta kekuatan dari Hyang Widhi dan mengakhiri puasa dengan sembahyang juga banten yang sama.

Adapun makanan sehat yang digunakan sebelum dan setelah puasa terdiri dari unsur-unsur : beras (nasi) dengan sayur tanpa bumbu keras, buah-buahan, susu, madu dan mentega.

4. Makanan yang dianjurkan dan dilarang bagi umat Hindu lebih rinci dapat dibaca dalam Manawa Dharmasastra buku ke V. Silahkan lihat dan pelajari, usahakan menepati apa yang ditulis di sana.

5. Aturan-aturan berpuasa bermacam-macam, antara lain:


a. Upawasa yang dilaksanakan dalam jangka panjang lebih dari sehari, di mana pada waktu siang tidak makan/minum apa pun.

b. Yang dinamakan siang adalah sejak hilangnya bintang timur daerah timur sampai timbulnya bintang-bintang di sore hari.

c. Upawasa jangka panjang antara 3-7 hari dengan hanya memakan nasi putih tiga kepel setiap enam jam dan air klungah nyuh gading.

e. Upawasa jangka pendek selama 24 jam tidak makan/minum apa pun disertai dengan mona (tidak berbicara), dilaksanakan ketika Siwaratri dan sipeng (Nyepi).

f. Upawasa total jangka pendek selama 24 jam dilaksanakan oleh para wiku setahun sekali untuk menebus dosa-dosa karena memakan sesuatu yang dilarang tanpa sengaja; puasa itu dinamakan santapana atau kricchara.

g. Upawasa total jangka pendek selama 24 jam dilaksanakan oleh para wiku setiap bulan untuk meningkatkan kesuciannya, dinamakan candrayana.

h. Ketika akan mulai berpuasa sucikan dahulu badan dan rohani dengan upacara majaya-jaya (jika dipimpin pandita) atau maprayascita jika dilakukan sendiri. Setelah itu haturkan banten tegteg daksina peras ajuman untuk menstanakan Hyang Widhi yang dimohon menyaksikan puasa kita.

Ucapkan mantram :

Om Trayambakan ya jamahe sugandim pushti wardanam, urwaru kam jwa bandanat, mrityor muksya mamritat,
Om ayu werdi yasa werdi, werdi pradnyan suka sriam, dharma santana werdisyat santute sapta werdayah,
Om yawan meraustitho dewam yawad gangga mahitale candrarko gagane yawat, tawad wawiyayi bhawet.
Om dirgayuastu tatastu astu,
Om awignamastu tatastu astu,
Om subhamastu tatastu astu,
Om sukham bawantu,
Om sriam bawantu,
Om purnam bawantu,
Om ksama sampurna ya namah,
Om hrang hring sah parama siwa aditya ya namah swaha.

Artinya

“Ya, Hyang Widhi, hamba memuja-Mu, hindarkanlah hamba dari perbuatan dosa dan bebaskanlah hamba dari marabahaya dan maut karena hanya kepada-Mu-lah hamba pasrahkan kehidupan ini, tiada yang lain. Semoga Hyang Widhi melimpahkan kebaikan, umur panjang, kepandaian, kesenangan, kebahagiaan, jalan menuju dharma dan perolehan keturunan, semuanya adalah tujuh pertambahan. Selama Iswara bersemayam di puncak Mahameru (selama Gunung Himalaya tegak berdiri), selama Sungai Gangga mengalir di dunia ini, selama matahari dan bulan berada di angkasa, semoga selama itu hamba sujud kepada-Mu, ya Hyang Widhi.”

Catatan : Tidak ada perbedaan puasa antara Laki dan Perempuan. (!)

Om Santhi, Santhi, Santhi Om

Posting Komentar

0 Komentar