Oleh :
JRO MANGKU SUARDANA
Pasraman Sesepuh
Om Swastyastu
Ongkara adalah aksara suci sebagai simbol Sang Hyang Widhi yang merupakan panunggalan utama dari seluruh aksara suci yakni wreastra dan swalalita disebut wijaksara (bijaksara). Dari Ongkara inilah juga kemudian disebutkan sebagai kunci utama dalam memahami makna munculnya Dwi Aksara yaitu Ang dan Ah sebagai perlambang Rwa Bhineda (Dualitas - Purusha Prakerti), yakni Ang sebagai Purusa (Bapa Akasha) dan Ah sebagai Prakerti (Ibu Prtivi).
Pada tahapan berikutnya, dari Dwi Aksara ini muncullah Tri Aksara (Ang, Ung dan Mang) kemudian direcah lagi menjadi Pancaksara hingga Dasaksara dan seterusnya, yang sering diucapkan dalam setiap mantra dalam persembahyangan oleh umat Hindu. Maka aksara Ongkara (Ong-Kara; aksara "Ong") ini juga disebutkan sebagai aksara suci panunggalan Sang Hyang Panca Maha Butha yang merupakan unsur-unsur dari Sang Hyang Widhi yang dalam kutipan aneka bentuk dan makna Ongkara dalam budaya Bali disebutkan bahwa aksara ini termasuk dalam aksara wijaksara dan aksara modré yang dapat ditemukan dalam beberapa bentuk Ongkara serta dapat dibedakan berdasarkan pandangan masyarakat yaitu bentuk umum dan khusus, sebagai berikut :
1. Ongkara secara umum dibedakan menjadi 7 aksara, yaitu :
a. Ongkara Ngadeg, memiliki fungsi sebagai pengesengan mala ("menghilangkan bentuk prilaku asubha karma manusia"; Tri Mala).
b. Ongkara Sungsang, Ongkara yang ditulis terbalik dan memiliki fungsi yang berbeda.
c. Ongkara Gni, dibangun oleh aksara O-kara, ulu candra, dan tanpa tedong digunakan untuk menghidupkan api di dalam tubuh manusia.
d. Ongkara Sabda, sebagai aksara yang memiliki fungsi untuk membuat suara atau perkataan seseorang itu menjadi berguna dan didengar oleh orang lain.
e. Ongkara Mertha, diyakini bahwa mantra itu telah memiliki kekuatan. Dengan kata lain, telah memiliki taksu.
f. Ongkara Adumuka, dua buah Ongkara yang ditulis dengan kepala yang saling bertemu sebagai simbol kekuatan Rwa Bhineda.
g. Ongkara Pasah, simbol dari citta, rasa dan budhi.
Adapun kombinasi kedua Ongkara antara Adumuka dan Pasah akan menunjuk sifat Tuhan sebagai : cetana dan acetana, dua hal yang menyebabkan adanya ciptaan yang juga disimbolkan dalam purusada dan ulunswi (rwa bineda) atau Ang dan Ah.
2. Ongkara secara khusus dalam beberapa contoh, yaitu :
a. Panca Ongkara, lambang Panca Brahma yang ditulis bersama-sama dengan lambang Padma.
b. Sapta Ongkara, Ongkara yang ditulis dengan Windhu bertumpuk 7 (tujuh).
c. Ongkara Lawa Kumereb, aksara rahasia yang dianugerahkan oleh Ida Bhatara Dalem.
d. Ongkara Asta Komala, berfungsi untuk merringankan segala pekerjaan dan segala yang galak menjadi jinak.
e. Ongkara Pasupati Arcana, berfungsi sebagai pasupati kata-kata dan mantra.
f. Ongkara Tungtang Buana, digunakan untuk memerintah semua penganut ilmu hitam (Pangiwa).
g. Ongkara Ludra Gni, digunakan untuk mencipta Pitra serta Butha, dan sebagainya.
h. Ongkara Panca Agni Adibutha, menetralkan segala yang menakutkan.
i. Dan masih bayak lagi.
Di Bali, dalam upacara yadnya dan berbagai simbol, penggunaan aksara suci Ongkara ini banyak digunakan seperti disebutkan :
a. Dalam kajang, aksara Ongkara itu umumnya ditulis ditengah-tengah.
b. Pada Caru Rsi Ghana, Sega 9 Pangkon mawadah tamas ageng, malawa don nagasari, genahnya manut pangideran sega sowang-sowang inucap, merajah kadi iki: Madya = Ong, Purwa = Ang, Gneya = Re, Daksina = Si, Neriti = Gha, Pascima = Na dan lain-lain.
c. Dalam upacara ngeringkes disebutkan sewaktu manusia lahir diberi kekuatan oleh Sang Hyang Widhi berupa Ongkara Mula, didalam sawa bermanifestasi menjadi Sastra Mudra, Sastra Wrestra (Nuriastra) dan Sastra Swalalita. Ketiga kekuatan sastra ini memberi makna Tri Kona yaitu berupa Utpti, Stiti, Pralina.
d. Dan seterusnya.
Ref. Untuk mengetahui dan cara menempatkan aksara-aksara suci dimaksud dalam bhuana alit misalnya kapan dibaca Ongkara dan kapan dibaca Ongkara juga dapat dibaca dari buku Tatwa Liak (Hakikat Lingga Aksara) - Semoga Bermanfaat. (!)
Om Santhi, Santhi, Santhi Om
1 Komentar
אב המון רבים
BalasHapusAv Hamon Rabim atau bapa sejumlah besar bangsa adalah sebutan untuk Avraham ( אברהם ) di Kejadian/ בראשית/ Bereshit 17 : 5 oleh השם. Jika diambil tiga huruf dari huruf pertama kata Av yaitu Alef ( א ), huruf ketiga kata Hamon yaitu Vav ( ו ) dan huruf terakhir kata Rabim yaitu Mem Sofit ( ם ) kemudian digabungkan menjadi א+ ו +ם akan menjadi kata AUM atau Om. Kata ini berasal dari salah satu dari 72 nama Tuhan dalam bahasa Ibrani dalam Kabbalah yaitu sebuah studi mengenai mistisisme Yahudi. Filsafat Hindu banyak berkaitan erat dengan Avraham bahkan memiliki banyak kemiripan dari nama-nama yang terkenal.