Oleh :
JRO MANGKU SUARDANA
Pasraman Sesepuh
Om Swastyastu,
Dalam artikel ini penulis akan membahas sedikit saja tentang perbedaan antara Nabi dengan Awatara karena akhir-akhir ini banyak sekali milisi ataupun forum diskusi di medsos yang mengklaim bahwa Nabi Muhammad adalah Kalki Awatara, yang sesungguhnya hal itu adalah salah besar.
Mari kita ulas beberapa saja dan tidak perlu menyeluruh, hingga jelas dapat kita bedakan bahwa Nabi Muhammad bukanlah Kalki Awatara. Ketahuilah :
Jelas umat Islam menyatakan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam (bahkan tarmasuk para Nabi yang lainnya) adalah Utusan Allah (Tuhan) bukan Allah, seperti yang tersurat dalam kalimat Syahadat berikut : "Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullaah” artinya "Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah".
"Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku” - (QS. Adz Dzariyat : 56).
Sementara umat Hindu meyakini Awatara itu adalah Manifestasi Hyang Widhi (Tuhan) sendiri yang menjelmakan diri-Nya ke dunia untuk menyelamatkan umat dan dunia, maka Awatara bukan Utusan atau Nabi - (Awatara Purana) dan seseungguhnya Hindu sendiri punya Utusan Tuhan (Nabi) namanya para Rsi bukan Awatara.
Satu pernyataan ini saja sebenarnya sudah dapat mematahkan kebenaran tulisan artikel ngawur yang mencoba untuk menyesatkan bahwa Nabi adalah Awatara.
Penjelasan lain, Kalki Awatara merupakan Awatara ke 10 sebagai Awatara terakhir yang diramalkan oleh umat Hindu sebagai penyelamat dunia.
Jika kita ulas lebih jauh, dalam kitab suci Weda sesungguhnya banyak terdapat ayat-ayat yang berisi ramalan bukan saja tentang Awatara yang adalah penjelmaan Tuhan itu sendiri (bukan Utusan), bahkan Weda juga meramalkan tokoh-tokoh dari "agama lain" seperti Nabi Muhammad, Yesus dan Buddha (baca kitab Atharva Weda dan Bhavishya Purana). Contoh :
Dalam Bhagavad Gita 4.7 dan 4.8 tersurat :
Sri Krshna menjelaskan maksud kemunculan penjelmaan-penjelmaan Tuhan.
yadä yadä hi dharmasya
glänir bhavati bhärata
abhyutthänam adharmasya
tadätmänaà såjämy aham
"Kapan pun dan di mana pun pelaksanaan Dharma merosot dan hal-hal yang bertentangan dengan Dharma merajalela, pada waktu itulah Aku sendiri menjelma, wahai Putra Bharata."
pariträëäya sädhünäà
vinäçäya ca duñkåtäm
dharma-saàsthäpanärthäya
sambhavämi yuge yuge
"Untuk menyelamatkan orang saleh, membinasakan orang-orang jahat, dan menegakkan kembali prinsip-prinsip Dharma, Aku menjelma pada setiap zaman."
Kemunculan Nabi Muhammad sebenarnya juga telah diramalkan dalam kitab Atharva Weda, Kanda 20, Sukta 127, Mantra 1 - 3. Dalam kitab Bhavishya Purana, Parva 3, Kandha 3, Adhya 3, Sloka 5, dimana Nabi Muhammad diramalkan dalam ayat, sebagai berikut :
etan mitrantare mleccha
acaryena samanvitah
Mahamad iti Khyatah
siyyagrasva samanvitah
Artinya : "Seorang guru (acarya) akan datang, namanya Mahamad (maksudnya Muhammad). Beliau akan mengajarkan agama pada kaum Mleccha (buta huruf). Kata Mleccha merujuk pada bahasa Sansekerta berarti orang yang tidak mempelajari kekusastraan Weda, maka ia dikatakan orang-orang yang berdosa hingga disamakan dengan orang asing bagi Arya Dharma.
Maka, penyebutan nama Awatara yang akan muncul adalah menggunakan standar yang tersurat dalam Weda bukan kitab agama lain. Ini dimaksudkan untuk menguji kebenaran identitas Awatara sejati dan menghindari penipuan orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang mengklaim Awatara sebagai Utusan Tuhan. Jadi telah ada cara untuk menguji kesejatian seorang Awatara, seperti dalam contoh sloka di atas, bahwa nama “Mahamad” tersebut dalam ayat itu. Beliau diramalkan sebagai orang yang suci diantara kaum buta huruf.
Kalau ada yang mengklaim bahwa Kalki tidak lain adalah Nabi Muhammad, itu karena dalam Bhagavata Purana Kalki juga diramalkan akan menghunus pedang, menunggang kuda berwarna putih, dan membinasakan orang-orang biadab yang sudah sangat merosot. Persamaannya, Nabi Muhammad juga lebih banyak menggunakan pedang dalam menyebarkan ajaran Islam pada masa itu. Nabi Muhammad juga harus menggunakan cara Kalki, karena memang yang harus dihadapi adalah suku-suku Arab yang sudah tidak bisa lagi diajarkan agama secara damai.
Kesalahan berikut bagi mereka yang mengklaim bahwa Nabi Muhammad adalah Kalki Awatara adalah terletak pada masa kemunculannya. Dimana, dalam kitab-kitab Weda dijelaskan bahwa zaman Kali atau Kali Yuga mulai sejak Sri Krishna mengakhiri lila atau kegiatan rohani di bumi ini yakni pada tahun 3102 Sebelum Masehi. Selanjutnya, Bhakti Vedanta menjelaskan Kali Yuga akan berlangsung selama 432.000 tahun dan saat ini kita baru memasuki tahun 5107 dari jumlah tahun itu. Angka 5107 itu diperoleh dengan menjumlahkan angka 3102 (mulainya Kali Yuga) dengan angka 2005 (tahun Masehi). Dengan demikian, saat ini kita baru memasuki tahun-tahun awal Kali Yuga, artinya masih kurang 427.000 tahun lagi mencapai Kali Yuga berakhir. Sedangkan Nabi Muhammad lahir pada tanggal 29 Agustus 570 Masehi atau sekitar tahun 3672 Kali. Sehingga angka itu jelas membuat Nabi Muhammad tidak dapat kita terima sebagai Kalki Awatara karena ramalan dalam Weda tidak pernah salah. Contoh, Bhagavata Purana meramalkan kemunculan Buddha pada awal Kali Yuga dan memang Sang Buddha lahir pada tahun 623 SM yang memang merupakan tahun-tahun awal Kali Yuga.
Bhagavata Purana juga menyebutkan bahwa Kali Yuga akan berlangsung selama 432.000 tahun baru kemudian akan terjadi pralaya (kiamat). Sehingga kalau ada orang yang meramalkan bahwa dunia akan kiamat pada tanggal 9-9-1999 dan sebagainya, maka kita tidak perlu khawatir, karena ramalan itu tidak sesuai dengan apa yang tersurat dalam Weda, terbukti dunia belum kiamat hingga saat ini.
Sedari hal itu, satu hal yang saat ini perlu kita lakukam adalah mengasihani orang-orang yang mengklaim Nabi Muhammad adalah Kalki Awatara dan menyerukan agar orang Hindu beralih agama Islam dan memuja Nabi Muhammad itu. Sebab, pengetahuan mereka tentang Weda belumlah lengkap, sehingga kesimpulan yang mereka perolehpun juga tidak tepat. Jelas-jelas salah besar kalau mereka menganggap Nabi Muhammad adalah Kalki Awatara.
Selain tentang jadwal kemunculannya, ada pakem lain yang membuat klaim itu tidak bisa diterima. Faktanya adalah ayah Nabi Muhammad bernama Abdullah sedangkan ayah Kalki diramalkan akan bernama Vishnuyasa.
Nabi Muhammad lahir di kota Madinah sedangkan Kalki akan terlahir di desa Sambala. Kalki diramalakan akan membinasakan para Mleccha sedangkan Nabi Muhammad telah mengajarkan Mleccha.
Demikianlah, terlalu banyak bukti yang bisa kita ajukan untuk memperkuat penolakan kita bahwa Nabi Muhammad bukan Kalki Awatara seperti yang diusulkan oleh orang-orang ngawur yang kurang berpengetahuan itu. Dalam hal ini, mereka baru bisa main filosofi dari pemaknaan nama saja sudah berani main klaim. Ingatlah, nama yang sama saja belum tentu obyeknya sama apalagi baru hanya main filosofi makna saja - Semoga Bermanfaat (JMS)
Om Santhi, Santhi, Santhi Om
17 Komentar
Saya sngat setuju , saya sebagai umat hindu tersinggung dengan bukti yang dismapaikan oleh orang" ngawur itu , suksma
BalasHapusdesa sambala dimana ya om? terus arti sambala apa?
BalasHapusDi dekat gurun Gobi dan Himalaya tapi tersembunyi karena Desa Suci
Hapusdesa sambala dimana ya om? terus arti sambala apa?
BalasHapusvisnuyasa artinya apa? klo abdullah adalah hamba allah(hamba tuhan)
BalasHapusvisnuyasa artinya apa? klo abdullah adalah hamba allah(hamba tuhan)
BalasHapusmekkah/madinah disebut kota suci, apakah arti dari shambala?mohon pencerahan resi
BalasHapuskesusastraan weda,weda adalah kitab(ilmu penhetahuan) dijaman muhammad disebut kaum jahil(bodoh) berarti benar kaum kalky awatara adalah kaum yang bodoh.dijaman nabi kebodohan bukan hanya dilihat dari pengetahuan akan tetapi tutur kata dan sifat kerusakan kaum tsb.
BalasHapusDalam Veda kaum Mleccha lah yang disebut bodoh karena tidak sesuai dengan ajaran Veda sedangkan Veda diturunkan oleh Tuhan melalui Saptarsi dan Nabi Muhammad adalah jelmaan dari Iblis Tripurasura
Hapussebentar, ini unik, muhammad itu di utus d era jahiliah (d sebit era kebodohan, kerusakan, dll) dan d utusnya muhamad itu untuk memerangi kebodohan dan kerusakan tersebut, mohon untuk tidak di salah pahami.
Hapuskesusastraan weda,weda adalah kitab(ilmu penhetahuan) dijaman muhammad disebut kaum jahil(bodoh) berarti benar kaum kalky awatara adalah kaum yang bodoh.dijaman nabi kebodohan bukan hanya dilihat dari pengetahuan akan tetapi tutur kata dan sifat kerusakan kaum tsb.
BalasHapusmohon maaf mangku suardana, mohon dibukakan pintu maaf yang seluas2nya
BalasHapusmohon maaf mangku suardana, mohon dibukakan pintu maaf yang seluas2nya
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusCoba tonton ceramah Dr. Zakir Naik di You Tube tentang Nabi Muhammad adalah avatara kalki
BalasHapusNabi Muhamad Saw pembawa risalah islam.Membersihkan nama-Nya dari kaum penyembah berhala.Cahaya Islam akan terus menerangi dunia,meskipun orang2 musryik membencinya.Katakanlah,Allah itu satu.Allah tidak berputra dan tidak di putrakan...tidak ada yang setara dengan-Nya.
BalasHapusSuksma atas pencerahannya 🙏🙏🙏
BalasHapus