GANDAMAYU

SESEPUH

6/recent/ticker-posts

Makna Hari Raya Kuningan




Oleh :
JRO MANGKU SUARDANA
Pasraman Sesepuh

Om Swastyastu,

         Hari raya Kuningan, jatuh setiap hari Sabtu Kliwon wuku Kuningan adalah hari yang ditunggu-tunggu setelah merayakan Galungan. Jarak Galungan dengan Kuningan adalah 10 hari kalender. Di sini umat Hindu di Bali kembali berbondong-bondong melakukan persembahyangan bersama dengan sesajen yang umum dibuat adalah Nasi Kuning. Ini dilakukan semuanya adalah sesuai dengan pakem yang telah ditentukan sesuai ageman di Bali dan semua itu bermakna sebagai ucapan terima kasih atau rasa bersyukur kepada Ida Bathara atas anugrah yang telah dilimpahkan.

Di hari Kuningan ini kita juga memasang Tamiyang pada pelinggih-pelinggih dan sejatinya termasuk mengganti Sampiyan Penjor dengan Tamiyang. Tamiyang berasal dari kata Tami artinya Warisan atau Anugrah. Maknanya disini semoga Ida Bathara berkenan mewariskan atau menganugrahkan segala bentuk kesejahteraan dari aci Galungan. Berikut, dimohonkan juga semoga Ida Bathara berkenan mewariskan atau menganugrahkan Kuningan.

Apa itu Kuningan, adalah berasal dari kata Uning yang dalam bahasa Bali berarti tahu atau mengetahui ataupun mengerti. Maka Keuningan (Kuningan) juga dapat diartikan Ilmu Pengetahuan. Hingga di hari Kuningan ini, dimana umat dinyatakan sudah tahu (mengerti) karena telah dapat membedakan antara Dharma (kebaikan) dengan Adharma (kejahatan) dan pengetahuan ini hendaknya dapat dikuasi secepatnya atau sebelum sore hari dalam filosofinya adalah menjelang hari tua, sehingga waktu persembahyangan di hari raya Kuningan ini dilakukan sama seperti saat hari raya Saraswati sebagai hari turunnya Ilmu Pengetahuan yakni dihimbau agar pelaksanaan persembahyangan / upacara sudah selesai dilakukan sebelum jam 12 siang - Semoga Bermanfaat. (JMS)

Om Santhi, Santhi, Santhi Om

Posting Komentar

0 Komentar