Oleh :
JRO MANGKU SUARDANA
Pasraman Sesepuh
Om Swastyastu,
Dalam artikel ini saya akan posting tentang "Bagaimanakah Proses penciptaan manusia dan isi bumi menurut Weda" yang orang-orang Dauh Pasih Pasih bilang manusia pertama adalah Adam dan Hawa karena tidak sedikit orang yang meragukan bahwa Weda tidak mempunyai konsep penciptaan manusia dan isi Bumi, seperti agama lain.
Wahai .. Generasi Muda Hindu yang saya banggakan, bangkitkanlah kesadaran diri kalian akan Hindu dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai umat Hindu dalam menghadapi zaman ini, zaman yang penuh akan tantangan hidup dimana sistem konversi terhadap agama semakin kritis terutama untuk HINDU , mungkin kalian sudah tahu bagaimana sistem-sistem mereka melakukannya yang tidak perlu kita mesti persalahkan atau permasalahkan ! Lebih baik tingkatkan Sradha Dharma, benahi dan perbaiki serta perkuat Hindu dalam diri anda sebagai generasi penerus Hindu yang akan datang. Saya teringat akan kata kata seorang tokoh dunia Hitopadesa yang mengatakan :
"Dari semua hal, pengetahuan adalah yang paling baik, karena tidak kena tanggung jawab maupun tidak dapat dicuri, karena tidak dapat dibeli, dan tidak dapat dihancurkan."
Maka teruslah semangat dan bangkit serta gali wawasan diri untuk menjadi yang lebih baik. Saya akan mulai membahas tentang Penciptaan Manusia dan Isi Bumi. Semoga bisa menjadi renungan diri dan bukan untuk di banding-bandingkan.
Teori penciptaan menurut Veda mengenai isi bumi dapat dilihat dalam kitab Veda Smriti yaitu Manawa Dharma sastra. disana disebutkan Brahman menciptakan mahkluk hidup dan isi alam ini melalui tapa-Nya;
“kemudian Aku ingin menciptakan mahluk2 hidup, menjalankan tapa dengan maksud menciptakan sepuluh maharsi pemimpin dari mahluk hidup” (Manawa Dharmasastra 1.34)
“mereka menjelmakan Tujuh Manu lagi yang memiliki cahaya cemerlang, para dewa dengan tingkat2annya dan maharsi yang memiliki kekuatan batin yang tinggi” (Manawa Dharmasastra 1.36)
“diciptakan pula para yaksa, raksasa dan banyak tingkatan roh, kilat, guruh, mendung, pelangi, hujan, suara2 gaib, bintang2 yang bergerak serta sinar2 langit yang beraneka ragam. para kinnara, tumbuhan, berbagai jenis ikan, kura2, burung2, binatang, manusia dan segala macam benda2 tak bergerak. demikian semua ciptaan yang bergerak maupun tak bergerak, diciptakan oleh MahaAtma dengan kekuatan tapanya, semuanya atas perintahKu dan menurut hasil daripada perbuatannya” (Manawa Dharmasastra 1.37-41).
“ada Enam Manu lagi yang berjiwa suci dan berpikiran sangat tinggi, yang menjadi warga manu keturunan dari Swayambhu Manu yang telah menjadikan semua mahluk hidup di dunia ini” (Manawa Dharmasastra 1.61)
“ketujuh Manu yang gemilang ini yang pertama adalah Swayambhu Manu, mengadakan dan melindungi semua mahluk hidup dan benda mati di dunia ini sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan baginya” (Manawa Dharmasastra 1.63)
Dalam agama Hindu, Manu adalah pemimpin setiap Manwantara, yaitu suatu kurun zaman dalam satu kalpa. Ada empat belas Manwantara, sehingga ada empat belas Manu.
Daftar para Manu dipaparkan di bawah ini dari manu pertama sampai manu ke empat belas;
1. Swayambu,
2. Swarocisa,
3. Utama,
4. Tamasa,
5. Raiwata,
6. Caksusa,
7. Waiwaswata,
8. Sawarni,
9. Daksasawarni,
10. Brahmasawarni,
11. Darmasawarni,
12. Rudrasawarni,
13. Rocya atau Dewasarni dan
14. Botya atau Indrasawarni.
Zaman sekarang adalah Manwantara ketujuh dan oleh Manu ketujuh yang bergelar Waiwaswata Manu. Jadi, tujuh Manwantara lainnya akan terjadi di masa depan, dan dipimpin oleh seorang Manu yang baru. Menurut Hindu, keberadaan alam semesta tak lepas dari siklus kalpa. Satu kalpa berlangsung selama jutaan tahun, dan satu kalpa terdiri dari empat belas Manwantara (siklus Manu).
Manu yang pertama adalah Swayambu Manu, sebagai kakek moyang manusia. Swayambu Manu menikah dengan Satarupa dan memiliki keturunan. Anak cucu dari Manu disebut Manawa (secara harfiah berarti keturunan Manu), merujuk kepada manusia zaman sekarang. Menurut agama Hindu, Swayambu Manu dan Satarupa merupakan pria dan wanita pertama di dunia .
Waiwaswata Manu, atau Manu yang sekarang, dikatakan merupakan putra dari Surya (Wiwaswan), yaitu dewa matahari menurut mitologi Hindu. Waiwaswata Manu terlahir pada zaman Satyayuga dan mendirikan kerajaan bernama Kosala, dengan pusat pemerintahan di Ayodhya. Ia memiliki sepuluh anak: Wena, Dresnu (Dresta), Narisyan (Narisyanta), Nabaga, Ikswaku, Karusa, Saryati, Ila, Persadru (Persadra), dan Nabagarista. Dalam kitab Matsyapurana, ia muncul sebagai raja yang menyelamatkan umat manusia dari bencana air bah setelah mendapat pesan dari Wisnu yang berwujud ikan (Matsya Awatara). Cerita penyelamatan raja dan mahluk hidup ini sangat mirip dengan riwayat Nabi Nuh (kisah perahu Noah/Nuh dalam torah) yang menyelamatkan mahluk hidup dari bencana air bah.
Manwantara adalah satuan waktu dalam agama Hindu yang terdiri dari 71 Mahayuga. Menurut mitologi Hindu, bila 14 Manwantara telah berlalu, maka seluruh dunia akan dihancurkan. Saat ini, sudah enam manwantara berlalu dan zaman sekarang adalah manwantara ketujuh. Jadi, masih ada tujuh manwantara lagi sebelum dunia dihancurkan.
Menurut kitab Purana, dunia terbagi menjadi empat zaman, diawali oleh Satyayuga (zaman kebenaran), dan diakhiri oleh Kaliyuga (zaman kegelapan). Setelah Kaliyuga berakhir, dimulailah Satyayuga yang baru. Demikian seterusnya dan siklus dari zaman Satyayuga menuju Kaliyuga disebut Mahayuga. Menurut kitab Brahmapurana, satu Mahayuga berlangsung selama 12.000 tahun para dewa atau 4.320.000 tahun manusia.
Secara singkat diuraikan sebagai berikut:
Satyayuga (1.728.000 tahun), Tretayuga (1.296.000 tahun), Dwaparayuga (864.000 tahun), Kaliyuga (432.000 tahun), Sehinga lama Mahayuga (4.320.000 tahun)
71 Mahayuga membentuk satu manwantara. Dengan demikian, lama berlangsungnya 1 manwantara dapat dihitung sebagai berikut:
• 1 Mahayuga = 4.320.000 tahun
• 71 Mahayuga = 1 Manwantara
• 1 Manwantara = 71 × 4.320.000 tahun = 306.720.000 tahun
Maka, satu manwantara berlangsung selama 306.720.000 tahun. Setelah 14 manwantara berlangsung, maka tercapailah periode satu Kalpa. Alam semesta dihancurkan setiap periode satu Kalpa. Menurut berbagai kitab Purana, zaman sekarang adalah manwantara ketujuh, berarti enam manwantara telah berlalu dan masih ada tujuh manwantara lagi sebelum dunia dihancurkan.
Mengenai kiamat juga sudah dijelaskan dalam Veda, bahwa kiamat itu sendiri sudah biasa dan sudah pernah terjadi berulang-ulang kalinya, dengan begitu :
“Siapakah ras bangsa manusia sebelum Adam dan Hawa?”
Semoga setelah membaca artikel ini pertanyaan anda yang selama ini sangat mengganjal di benak dapat terjawab !?
Jika orang bilang kitab suci agama lain itu paling lengkap saya tidak setuju. Cobalah baca dan pahami kitab-kitab Hindu Kuno lebih dahulu. Agama lain bilang agama paling sempurna, tapi Hindu adalah agama yang paling universal.
Setelah membaca penjelasan di atas mudah-mudahan Generasi Penerus Hindu bisa menjadi Seorang Hindu yang sejati untuk yang akan datang.
Om Shanti Shanti Shanti Om
0 Komentar